5 band legendaris yang harus berpisah
Perceraian The Beatles hingga konflik berlarut Noel dan Liam Gallagher.
Ada sesuatu yang tidak biasa pad musik rock: tradisi perpisahan band yang epic.
Tidak seperti bisnis lain yang menulis surat resmi sebelum kepergian,
band rock memilih jalan singkat yang penuh kejutan. Kebanyakan memang
dibumbui dengan konflik dan kebencian, namun kita selalu disuguhi cerita
menarik dari setiap era dan dekade yang selalu terulang dengan tokoh
dan kisah yang berbeda. Berikut TalkMen paparkan beberapa perpecahan
band yang masih membekas di ingatan:
Dibalik suara dahsyat mereka yang menjunjung tinggi perdamaian dan harmoni di antara umat manusia, The Beatles sendiri terlibat berbagai masalah yang cukup kacau. Ego, keputusan bisnis yang salah, persaingan ketat di antara para jenius dalam formasi mereka, hal-hal seperti itu menjadi batu sandungan dalam kesuksesan besar The Beatles. Ada keretakan di hati para fans The Beatles ketika Paul McCartney mengumumkan perpisahan dirinya dengan band tersebut pada 1970. Setelah itu, dua jenius yang bermusuhan yaitu John Lennon dan Paul McCartney mulai memancing emosi satu sama lain dengan karya-karya solo mereka. Salah satunya dilakukan McCartney dalam lagu Too Many People dan Lennon dengan How Do You Sleep.
Mereka akhirnya benar-benar mengalami perpisahan selamanya ketika Lennon ditembak seorang fans gila bernama Mark David Chapman.
Seluruh tiket terjual habis dalam konser tersebut. Semua media tertuju pada band yang saat itu banyak dihubung-hubungkan dengan setan karena dampak perusakan yang ditimbulkan Sex Pistols pada anak-anak cukup berpengaruh banyak. Sex Pistols memulai pertunjukan mereka dengan lagu legendaris God Save The Queen, ketika sebelumnya sang vokalis Johnny Rotten berteriak lantang: "Welcome to London!"
Namun banyak keanehan dalam konser tersebut. Rotten tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dengan beberapa kali melontarkan lelucon sarkastik. Semuanya makin terlihat ketika ia menyanyikan lagu No Fun dengan lirik yang terdengar sangat dikhayati: "This is no fun. No fun. This is no fun at all. No fun,".
Sex Pistols benar-benar terlihat seperti berada di ujung pintu kematian. Dan benar saja, Rotten yang kemudian mengganti nama menjadi John Lydon keluar dari Sex Pistols dan membuat project bersama Keith Levene yang merupakan mantan personil The Clash. Sid Vicious terbang ke New York, dan akhirnya meninggal setahun setelah konser terakhir Sex Pistols karena overdosis.
Ketegangan memuncak ketika bassist Gordon Sting sebagai band leader mulai mengambil alih segalanya, sementara sang drummer Stewart Copeland dan Andy Summer mulai merasa diperlakukan sebagai seorang pegawai oleh Sting.
Perkelahian sengit sering terjadi setelah itu dan semuanya benar-benar berakhir ketika Sting memutuskan hengkang untuk bersolo karier. Tur terakhir mereka terjadi di tahun 1984, sebelum akhirnya mereka memisahkan diri secara tidak resmi. Tidak ada kata-kata perpisahan di antara personil maupun yang ditujukan pada para fans. The Police memang tidak sampai ke puncak, namun Sting menjadi musisi besar yang dihormati banyak orang.
Guns N’ Roses masih berdiri tegak setelah keluarnya Adler, namun justru sang vokalis sendiri yang kemudian menghambat laju band ini. Axl Rose dipenuhi ego tinggi, menolak datang tepat waktu ketika konser berlangsung seakan ingin menunjukkan bahwa ia bisa melakukan apa saja. Slash dan Duff McKagan mulai gerah dengan tingkah Axl, hingga akhirnya mereka memisahkan diri setelah tur Use Your Illusion pada tahun 1993.
Kekacauan terakhir yang terjadi adalah dalam acara Rock and Roll Hall of Fame ketika Axl menolak datang karena tidak ingin menemui para personil lama Guns N’ Roses. Band ini masih ada hingga sekarang, namun formasi asli yang telah menguatkan fondasi mereka telah berpisah. Yang jelas, mereka tidak akan pernah bersatu kembali. Selamanya.
Kerajaan Britpop ikut runtuh bersama hilangnya Oasis yang berakhir dengan perkelahian sengit Noel dan Liam di Paris. Konser dibatalkan dan Noel menyampaikan kata-kata terakhirnya tentang Oasis: "It is with some sadness and great relief to tell you that I quit Oasis tonight. People write and say what they like, but I simply could not go on working with Liam a day longer."
Liam akhirnya mengangkut seluruh personil Oasis dan membentuk band bernama Beady Eye. Noel sibuk dengan project solonya yang bernama Noel Gallgher’s High Flying Birds. Ingin tahu siapa otak di balik kehebatan Oasis sesungguhnya? Sekarang Anda bisa membandingkan kualitas mereka masing-masing secara terpisah.
The Beatles
"The world is still spinning and so are we and so are you. When the
spinning stops, that will be the time to worry. Not now. Until then, the
Beatles are alive and well and the beat goes on."
Dari sekian banyak spekulasi tentang cerita dibalik bubarnya The
Beatles, salah satu yang paling terkenal adalah tertuduhnya Yoko Ono
sebagai dalang dibalik kehancuran band legendaris ini. Namun cerita
tentang Yoko Ono sudah diluruskan, dia bukanlah pelakunya. Bahkan Paul
McCartney mengkonfirmasi hal tersebut.
Paul McCartney
Dibalik suara dahsyat mereka yang menjunjung tinggi perdamaian dan harmoni di antara umat manusia, The Beatles sendiri terlibat berbagai masalah yang cukup kacau. Ego, keputusan bisnis yang salah, persaingan ketat di antara para jenius dalam formasi mereka, hal-hal seperti itu menjadi batu sandungan dalam kesuksesan besar The Beatles. Ada keretakan di hati para fans The Beatles ketika Paul McCartney mengumumkan perpisahan dirinya dengan band tersebut pada 1970. Setelah itu, dua jenius yang bermusuhan yaitu John Lennon dan Paul McCartney mulai memancing emosi satu sama lain dengan karya-karya solo mereka. Salah satunya dilakukan McCartney dalam lagu Too Many People dan Lennon dengan How Do You Sleep.
Mereka akhirnya benar-benar mengalami perpisahan selamanya ketika Lennon ditembak seorang fans gila bernama Mark David Chapman.
Sex Pistols
"Ever get the feeling you’ve been cheated?"
Konser Sex Pistols pada 14 Januari 1978 di Winterland, San Francisco
merupakan tur pertama dan terakhir mereka di Amerika Serikat. Show ini
menciptakan beberapa tonggak sejarah tersendiri bagi Sex Pistols: mereka akhirnya menembus jalan menuju Amerika Serikat, (dan ironisnya) ini adalah konser terakhir mereka. Well, setidaknya hingga mereka melakukan reuni pada tahun 1996.
Johnny Rotten
Seluruh tiket terjual habis dalam konser tersebut. Semua media tertuju pada band yang saat itu banyak dihubung-hubungkan dengan setan karena dampak perusakan yang ditimbulkan Sex Pistols pada anak-anak cukup berpengaruh banyak. Sex Pistols memulai pertunjukan mereka dengan lagu legendaris God Save The Queen, ketika sebelumnya sang vokalis Johnny Rotten berteriak lantang: "Welcome to London!"
Namun banyak keanehan dalam konser tersebut. Rotten tidak bisa menyembunyikan kemarahannya dengan beberapa kali melontarkan lelucon sarkastik. Semuanya makin terlihat ketika ia menyanyikan lagu No Fun dengan lirik yang terdengar sangat dikhayati: "This is no fun. No fun. This is no fun at all. No fun,".
Sex Pistols benar-benar terlihat seperti berada di ujung pintu kematian. Dan benar saja, Rotten yang kemudian mengganti nama menjadi John Lydon keluar dari Sex Pistols dan membuat project bersama Keith Levene yang merupakan mantan personil The Clash. Sid Vicious terbang ke New York, dan akhirnya meninggal setahun setelah konser terakhir Sex Pistols karena overdosis.
The Police
"Sting goes berserk on me. Calling me every name under the sun with
considerable vehemence, leaving everyone in the room white-faced and in
shock."
The Police dengan cepat diterima banyak orang sebagai salah satu band
besar setelah dibentuk pada 1977. Mereka terlihat menjanjikan, mereka
tumbuh dengan cepat, namun tampaknya masing-masing personil memiliki
kesulitan ketika harus beradaptasi dengan kesuksesan.
Andy Summers
Ketegangan memuncak ketika bassist Gordon Sting sebagai band leader mulai mengambil alih segalanya, sementara sang drummer Stewart Copeland dan Andy Summer mulai merasa diperlakukan sebagai seorang pegawai oleh Sting.
Perkelahian sengit sering terjadi setelah itu dan semuanya benar-benar berakhir ketika Sting memutuskan hengkang untuk bersolo karier. Tur terakhir mereka terjadi di tahun 1984, sebelum akhirnya mereka memisahkan diri secara tidak resmi. Tidak ada kata-kata perpisahan di antara personil maupun yang ditujukan pada para fans. The Police memang tidak sampai ke puncak, namun Sting menjadi musisi besar yang dihormati banyak orang.
Guns N' Roses
"The ongoing experience of working with the same people, even difficult
ones, over a period of time, that’s not a mistake — that’s just life."
Dalam sekejap, fans Guns N’ Roses terbelah menjadi dua bagian: Slash adalah Guns N’ Roses atau
Axl Rose adalah Guns N’ Roses. Siapapun yang benar, fakta bahwa band
ini dipenuhi ego tinggi diantara sekumpulan pecandu adalah hal yang
akhirnya memisahkan mereka. Awal kehancuran terlihat ketika band ini menendang sang drummer Steven Adler yang memiliki masalah dengan obat-obatan. Padahal tiga tahun sebelumnya, Guns N’ Roses terlihat sempurna dengan dirilisnya masterpiece Appetite for Destruction di tahun 1987.
Slash
Guns N’ Roses masih berdiri tegak setelah keluarnya Adler, namun justru sang vokalis sendiri yang kemudian menghambat laju band ini. Axl Rose dipenuhi ego tinggi, menolak datang tepat waktu ketika konser berlangsung seakan ingin menunjukkan bahwa ia bisa melakukan apa saja. Slash dan Duff McKagan mulai gerah dengan tingkah Axl, hingga akhirnya mereka memisahkan diri setelah tur Use Your Illusion pada tahun 1993.
Kekacauan terakhir yang terjadi adalah dalam acara Rock and Roll Hall of Fame ketika Axl menolak datang karena tidak ingin menemui para personil lama Guns N’ Roses. Band ini masih ada hingga sekarang, namun formasi asli yang telah menguatkan fondasi mereka telah berpisah. Yang jelas, mereka tidak akan pernah bersatu kembali. Selamanya.
Oasis
"Was I pleased for him? What, for splitting up my f*cking band? I’m not
pleased for him, no! I hope he’s f*cking happy but he doesn’t look it."
Tensi antara dua bersaudara Noel dan Liam Gallagher seakan tidak pernah
habis. Perkelahian mereka seakan terjadi dimana-mana, karena terkadang
mereka tidak segan untuk menyebarkan sendiri hinaan untuk satu sama lain
melalui media. Sangat disayangkan mereka harus menjadi the next McCartney and Lennon, dengan menumbalkan Oasis yang sudah sangat kokoh harus hilang begitu saja.
Liam Gallagher
Kerajaan Britpop ikut runtuh bersama hilangnya Oasis yang berakhir dengan perkelahian sengit Noel dan Liam di Paris. Konser dibatalkan dan Noel menyampaikan kata-kata terakhirnya tentang Oasis: "It is with some sadness and great relief to tell you that I quit Oasis tonight. People write and say what they like, but I simply could not go on working with Liam a day longer."
Liam akhirnya mengangkut seluruh personil Oasis dan membentuk band bernama Beady Eye. Noel sibuk dengan project solonya yang bernama Noel Gallgher’s High Flying Birds. Ingin tahu siapa otak di balik kehebatan Oasis sesungguhnya? Sekarang Anda bisa membandingkan kualitas mereka masing-masing secara terpisah.
Comments