Pamflet Silet Himasistifo |
Beberapa hari yang lalu saya dihubungi oleh salah satu Anggota kabinet Himasistifo tentang kesediaan buat menjadi moderator di acara terbaru mereka yang bertajuk "SILET". Silet merupakan akronim dari Sistem Informasi Leadership Training yaitu merupakan sebuah konsep acara yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman tentang dasar Organisasi. Berhubung tidak ada kerjaan di weekend saya langsung mengiyakan tawaran tersebut.
Sesi Seminar |
Berdasarkan riset singkat di internet saya menemukan definisi moderator adalah seseorang yang bertugas untuk memoderasi dan mengawasi jalannya diskusi yang menjadi tanggung jawabnya dengan Tujuan utamanya adalah agar diskusi dapat berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan topiknya serta berlangsung secara kondusif. Partner Pemateri saya adalah Bapak Rais Siswanto S.H. M.H. Latar belakang beliau adalah seorang Dosen pengajar mata kuliah Kewarganegaraan,Ketua RW dan LKMD di lingkunganya serta Penuh dengan pengalaman organisasi semasa kuliahnya dahulu.
Keramaian Peserta Silet |
Berdasarkan obrolan singkat saya dengan Pak Rais beliau setuju dengan usulan saya agar seminar menjadi sesi diskusi terbuka. Definisi terbukanya adalah lebih ke interaksi 2 arah dan setiap peserta boleh langsung bertanya selama seminar berlangsung. Materi yang beliau bawakan bertema kewarganegaraan dan partisipasi Mahasiswa dalam hal tersebut. Selang selama kegiatan seminar berlangsung terlihat tingginya minat audiens untuk menanggapi. Berbagai bentuk pertanyaan disampaikan oleh peserta.
Tingginya minat dan daya kreatifitas dari setiap peserta membuat saya cukup terkejut dengan bobot pertanyaan mereka. Mulai dari yang serius soal politik terkini,UU dan bahkan angan-angan seandainya Pak Rais menjadi Presiden.
Waktu sudah menunjukkan kami harus mengakhiri sesi seminar pada hari ini. Durasi 2 Jam yang diberikan oleh Panitia telah kami manfaatkan sebaik mungkin dan sesi kami tutup. Setelah kami kembali ke tempat duduk kembali kami di panggil kedepan untuk penyerahan sertifikat dan cendramata.
Comments