Doc Pribadi |
Merekam penampilan musisi saat konser sudah jadi kebiasaan penonton zaman sekarang. Hampir setiap gigs atau konser bisa ditemukan fenomena menyebalkan yang dilakukan oleh beberapa orang atau hampir semua crowd konser tersebut.
Fenomena ini terjadi dalam kurun waktu belakangan ini dimana kecanggihan smartphone dan sosial media membuat sebuah keharusan agar memberikan informasi ke dunia sedang menikmati konser apa dan berlokasi dimana. Fenomena ini kebanyakan terjadi kepada millenials, dimana menonton konser itu sebagai sebuah media pamer kepada temannya bahwa dia punya selera musik bagus dan sebagai citra "Anak Gigs atau Anak Konser". Hal seperti ini menjadi sebuah aturan tak tertulis dan sebagai ajang meningkatkan harga diri bagi mereka. Permasalahan yang lebih miris lagi kebanyakan mereka sendiri tidak tahu secara menyeluruh karya dari musisi yang mereka hadiri gigsnya tersebut sehingga tujuan kedatangannya hanya sebagai sebuah kekerenan belaka.
Ilustrasi |
Bukti maraknya kebiasaan buruk ini terjadi dapat dilihat dengan adanya ratusan foto amatir yang berkualitas lumayan, ada yang disebut jelek pun belum bisa. Begitu pula di situs Youtube, yang dibanjiri ribuan atau bahkan ratusan ribu video konser amatir. Ada yang bisa ditonton, ada yang bikin kuping budeg karena suara yang sember, ada yang bikin mata juling karena gambarnya goyang-goyang .
Berbagai alasan biasanya mereka utarakan kenapa mereka masih melakukan kebiasaan bodoh tersebut mulai dari agar takut lupa moment atau sekedar ada postingan updatean disetiap sosial medianya. Mereka melupakan bahwa hal yang mereka lakukan itu mengganggu kenyamanan penikmat konser lainnya. Selain itu juga apabila konser tersebut berbayar apakah tidak menjadi sebuah kerugian bagi dia sendiri membayar hanya untuk merekam dan diberikan kepada orang lain.
Banyak musisi dunia sudah mengecam kebiasaan buruk ini,sebut saja Adele,Guns n roses,Coldplay dan banyak lainnya. Hal ini dikecam selain karena merugikan musisi tetapi juga sebagai kerugian kepada penonton itu sendiri karena kurang menikmati konser tersebut dan membuat tidak ada kesan yang didapat selama menonton konser .
Dengan berbagai kerugian dari merekam penampilan konser tersebut sebenarnya setiap penikmat gigs itu sendiri harus sadar bahwa menikmati konser terbaik itu adalah dengan menggunakan panca indra bukan sebuah layar berukuran 4 atau 5 inch tersebut. Hal ini menjadi pengecualian ketika hadir ke sebuah gigs atau Konser sebagai seorang jurnalis atau publikasi lain ceritanya dimana itu adalah tanggung jawab pekerjaan.
Jadi dengan berbagai mudarat dari kebiasaan buruk tersebut mari bersama kita ubah perilaku buruk tersebut mulai sekarang. Mari sama-sama kita menikmati konser dengan mata dan telinga kita, sehingga bisa jadikan sebagai sebuah kenangan indah yang tak terlupakan kelak. Salam Penikmat Gigs Live 😎
Comments